Minggu, 02 Maret 2014

Hatiku Tertambat di Masjid


Masjid Syuhada, bisa dikatakan masjid yang bersejarah bagiku. Sekitar 20 tahun yang lalu aku bertemu dengan istriku saat ini. Memang istimewa bagiku, karena bertemu jodohku yang hingga saat ini masih setia menemaniku dan aku dikaruniai dua orang anak yang insyaAllah soleh dan solehah. Rasanya aku ingin sekali mengulang kejadian istimewa itu sekali lagi.

Kejadian itu diawali dari aku saat akan pergi ke Jogjakarta, aku bertemu dengannya saat aku berada di bis dari terminal rumahku di Padangan. Tanpa sengaja aku banyak berbincang dengannya, mengenai sekolahnya dimana, kosnya ada dimana, dan darimana asalanya. Ya sekolahnya, karena saat itu aku berbeda 3 tahun dengannya. Saat itu memang aku sudah kuliah dan dia masih sekolah. Setibanya di Jogjakarta aku sengaja untuk menawari untuk mengantarnya pulang, ya dengan maksud tersirat ingin mengetahui kosnya. Sejak saat itulah aku kehilangan komunikasi dengannya, karena dia sedang melakukan PKL (Praktik Kerja Lapangan).

Hingga suatu saat aku bertemu kembali dengannya di Masjid Syuhada, ya masjid yang memang bersejarah bagiku. Aku bertemu dengannya lagi saat ada sebuah pengajian di masjid itu. Pada hari itu sedang bertepatan dengan pemilihan pengurus masjid yang baru yang notabene adalah mahasiswa dan pelajar di Jogjakarta. Karena aku mengenalinya sudah lama dan memang dulu kami dekat, maka aku memutuskan untuk menerimanya dan memasukkannya dalam kepengurusan di Masjid Syuhada dalam bagian Keputrian. Bagian yang mengurusi pengajian khusus untuk para wanita dan kegiatan apapun yang berkaitan dengan wanita muslim di Masjid Syuhada. 

Lama bekerja sama dengannya membuatku kepincut untuk melanjutkan hubungan yang lebih dengannya, meskipun dia tidak tahu bahwa aku menyenanginya. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari alamat asalnya pada berkas berkas pendaftaran dulu dan aku mengirimkan surat kepada orangtuanya bahwa aku memang menyenanginya, menyukainya. Terkejut adalah ekspresi dia saat dia mengetahui bahwa aku mengirimkan suratnya, mungkin batunnya, "Dia tahu alamat rumahku darimana?" Ya karena aku memang memiliki akses untuk mengetahui berkas berkas pendaftaran dulu. Seminggu kemudian surat itu dibalas oleh orangtuanya, isi surat tersebut memang cukup menghiburku, orangtuanya mengizinkan aku untuk melanjutkan hubungan yang lebih dengannya. 

Singkat cerita aku akhirnya benar benar melanjutkan hubungan yang lebih dengannya dan rasa-rasanya kami ingin hubungan yang lebih serius lagi, menikah. Akhirnya kami merencanakan bersama untuk masa depan kami. Pada akhirnya hubungan kami berlanjut kepada sebuah ikatan suci hingga saat ini dan dikaruniai dua orang anak. 

Itulah mengapa aku ingin sekali untuk mengulang kembali masa-masa itu, masa dimana aku menemukan jodohku di masjid, bertemu dengan jodoh yang ditentukan oleh-Nya dan ditempat yang suci.

Sekarang aku beritahukan bahwa anak-anakku bahwa jodoh sudah diatur oleh Allah, dan mudah sekali bagi-Nya untuk mempertemukan jodoh untuk kita. Lalu carilah jodoh pada tempat yang baik menurut-Nya. Segeralah bangkit jika kamu pernah terjatuh dalam urusan cinta, karena dengan begitu Allah mengujimu bagaimana kamu dapat menghadapinya. Percayalah bahwa Allah sudah menyiapkan yang terbaik untukmu, nak. Pahamilah Al-Baqarah ayat 216, nak, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu". Itu yang selalu aku berikan kepada anak-anakku saat ini

Tidak ada komentar: