Bahaduri, seorang muslim taat yang memiliki ilmu tentang agama yang bisa dibilang cukup tinggi untuk ukuran mahasiswa teknik. Satu ketika di 'Kampus Perjuangan' di selesai melaksanakan sholat dzuhur hari itu di masjid kampus dan ketika dia akan kembali ke jurusan, dia berpapasan dengan seorang perempuan yang menutup aurat dengan sangat indah dan terlihat memiliki sifat yang lembut. Kejadian itu membuat Bahaduri merasakan getaran dalam hatinya, mungkinkah itu cinta? entahlah, dia sendiri juga tidak tahu apa yang dia rasakan saat itu.
Ketika berada di jurusan, Bahaduri selalu terpikirikan kejadian pertemuan. Dia setengah fokus saat menjalani kuliah hari itu, tidak terlalu nafsu makan saat jam makan siang, dan juga tidak terlalu komunikatif saat bercengkerama dengan teman temannya. Waktu sudah menunjukkan sholat ashar, dia langsung mengambil wudhu dan langsung melaksanakan sholat ashar di musholla jurusan. Selepas sholat dia berdoa kepada Allah, mengadu kepada Sang Maha Kasih, "Ya Allah, rabb yang membolak balikan hati, apakah kejadian saat itu memang sudah engkau atur untuk aku bertemu dengan jodohku di dunia?" Setelah lama berdoa akhirnya dia kembali kepada teman temannya sambil bercerita, berbincang bersama dengan teman-temannya.
Sebelum maghrib dia menyempatkan untuk pergi ke masjid kampus, bukan ada niatan lain selain karena saat maghrib, imam sholat masjid di kampusnya ini adalah favoritnya. Suaranya merdu bak imam masjidil haram. Selepas sholat maghrib di masjid kampus, entah takdir atau kebetulan, dia berpapasan lagi dengan perempuan saat dzuhur tadi. Mata mereka saling bertatapan dan saling memberi salam, "Assalamu'alaikum", Bahaduri membalas, "Wa'alaikumussalam warahmatullah". Getaran itu terjadi lagi dalam dada Bahaduri, kali ini dia tambah bingung dengan perasaannya saat ini yang berbeda seperti saat dzuhur. Degup jantungnya lebih kencang dari sebelumnya dan ada keringat yang sedikit keluar dari pori-pori tubuhnya. Perasaan itu membuatnya semakin penasaran siapa sebenarnya perempuan yang mampu membuat jantungnya berdegup cepat.
Keesokan harinya dia mencari tentang perempuan yang tertutup hijab dengan sempurna itu. Saat di masjid kampus, dia bersama satu orang teman yang bisa dikatakan mengenal seantero kampus, dia adalah Iswan, perawakannya tinggi dan bisa dikatakan memiliki postur yang atletis. Pada saat dhuha, dia bertemu dengan Iswan di beranda masjid sambil berbincang ringan. Ketika mereka berbincang ringan tiba-tiba perempuan itu lewat didepan mereka, mungkin dia akan melaksanakan sholat dhuha. Tanpa basa basi Bahaduri menanyakan nama anak tersebut kepada Iswan, "wan, siapa nama perempuan yang lewat tadi?", Iswan menjawab, "yang berjilbab hijau, kah? oh dia namanya Tika, anak jurusan sebelah". Seketika itu Bahaduri langsung mencari info mengenai Tika ini. Setelah mendapatkannya dia langsung mengubungi Tika untuk setidaknya berkenalan.
Dua tahun setelahnya, Bahaduri dan Tika ini menjadi teman baik setelah lulus dari masa kuliah, saling mengetahui satu sama lain, dan mungkin terlihat dari gerak gerik mereka, mereka sama sama suka. Menyadari hal itu, Bahaduri meminta Tika untuk di berkunjung ke rumahnya untuk berkenalan dengan orangtuanya. Setelah kenal dengan orang tuanya Tika, kemudian Bahaduri berbincang dengan kedua orangtuanya untuk menikahi Tika,
"Nak, jika kamu sudah yakin dengan keputusanmu itu, segerakanlah agar tidak terjadi fitnah diantara kalian berdua"
"Iya pak buk, aku sudah mantap dengan pilihanku, mungkin ini memang sudah ditunjukkan oleh Allah kepadaku"
"Yasudah jika kamu sudah mantap, melihat kamu juga sudah mapan dengan pekerjaanmu saat ini, dan usiamu yang sudah layak, segerakanlah untuk menikahi dia"
Setelah melalui perbincangan dengan orangtuanya, akhirnya Bahaduri mendatangi Tika untuk membicarakan hal ini.
"Tik, ada yang mau aku bicarakan sama kamu"
"Apa?"
"Sejak kita kenal dan dekat selama dua tahun ini dan aku merasa harus mengatakan ini. Maukah kamu menikah denganku?"
Sejenak Tika terdiam dengan apa yang dikatakan oleh Bahaduri. Tetapi memang Tika merasa berbeda ketika dekat dengan dia, Tika lebih merasa aman bersamanya, lebih merasa bahagia, dan lebih merasa nyaman bersamanya.
"Iya, aku mau menikah denganmu"
Dua minggu kemudian mereka melaksanakan akad nikah yang disaksikan oleh keluarga kedua belah pihak. Saat mengucapkan akad, Bahaduri sangat lancar dan tidak ada sama sekali rasa canggung, gerogi, atau perasaan lain yang mengganggu. Karena itu semua dia lakukan karena cintanya kepada Tika dan cintanya kepada agama. Setelah melaksanakan akad, dia menyematkan cincin ke jari manis Tika dan setelahnya mereka berdua sah sebagai suami istri.
'Jangan terlalu lama untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang kamu cintai (laki-laki/perempuan), segerakanlah sematkan cincin di jari manisnya agar cinta diantara kalian tidak menjadi fitnah'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar