Generasi muda dan generasi tua sudah jelas memiliki perbedaan zaman yang sangat besar. Sudah hal yang lumrah jika generasi tua menginginkan hal yang terbaik bagi generasi muda. Namun yang ada hingga saat ini adalah cara yang sudah tidak relevan, cara yang mungkin pada zaman mereka sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter yang kuat, berani, dan memiliki jiwa pemimpin yang tangguh, pada masa generasi muda seperti sekarang ini tidak bisa menggunakan cara yang demikian. Semakin kedepan, generasi muda lebih memiliki pemikiran yang cenderung tidak idealis akibat cekokan media masssa dari berbagai penjuru yang membuat mereka untuk malas berpikir secara idealis, logis, dan kritis. Justru mengedapankan perasaan dan emosi yang mana memiliki porsi pengendalian pada diri seseorang yang tinggi alias psikis.
Sekarang ini pikiran para generasi muda sudah tidak seidealis dulu, akibat lingkungan yang memanjakan mereka, pengaruh media dari luar, dan kesadaran mereka sendiri, mungkin. Cara-cara keras seperti membentak, mempermalukan mereka, memberikan tugas yang justru malah memberatkan mereka, dan lainnya, justru akan membuat mereka bukan berpikir kritis yang positif, tetapi menggunakan perasaan dan emosi.
Itulah proses kaderisasi yang saat ini dihadapi oleh Indonesia. Cara-cara seperti itu mungkin bisa membangun generasi muda untuk menjadi lebih baik dari generasi tua yang mendidik mereka, namun hanya berkisar 10-20 persen, sisanya? mereka menolak untuk menerima ajaran orang-orang tua itu. Bukannya ingin kontra terhadap ajaran yang diberikan oleh generasi tua, tetapi sudah bukan saatnya lagi menggunakan cara yang demikian. Kita tidak bisa menyamakan zaman generasi tua dengan generasi muda karena sudah sangat jauh berbeda. Tidak bisa pula kita menggunakan cara yang keras untuk mendidik jiwa jiwa generasi muda yang semakin lama semakin lembek. Gambarannya seperti kita memukul air dengan kayu atau besi, air itu akan terciprat kemana mana dan akan mengenai kita sendiri.
Namun terkadang, ketika kita sudah pada jalan buntu untuk memberikan perlakuan terhadap generasi yang kita kader, kita membutuhkan pengalaman dari generasi tua kita. Karena sudah sangat jelas mereka sangat sarat akan pengalaman. Oleh karena itu kita perlu untuk meminta saran dari para generasi tua. Tinggal kita yang harus mengolah kembali untuk menjadi sebuah metode yang cocok untuk mengkader generasi muda dibawah kita.
Ingat! Kaderisasi pada hakikatnya adalah belajar, entah dari yang muda ke yang tua ataupun sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar